MASTER BERINGIN

“Deklarasi ini bukanlah akhir dari perjalanan, tetapi justru sebuah langkah awal yang panjang. Seperti mendaki Gunung Semeru, akan ada beribu tantangan. Akan ada pendakian yang terjal dan jurang yang dalam. Tetapi insya Allah kita akan berhasil menghadapi semua ini dan sampai pada tujuan yang kita cita-citakan bersama, sambil terus terus menjalankan prinsip “istiqomah dalam amal saleh.”
Di puncak gunung, kita akan kibarkan bendera merah putih, bukan hanya bendera kuning Partai Golkar, sebab kemenangan kita kelak adalah kemenangan yang akan dipersembahkan bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Demikian cuplikan pidato Ir Aburizal Bakrie dalam acara Deklarasi Pencapresannya,memang deklarasi bukan akhir,namun awal melangkah.Syukur ARB telah meletakan masalah ini dengan baik,namun mendaki Semeru bukanlah hal yang mudah, *Soe Hok Gie (SHG) meninggal ditengah pendakiannya.Semoga hal ini tak menjadikan sebuah kejadian yang berulang untuk seorang Aburizal Bakrie.Seluruh pasukan beringin pasti sepakat untuk bersama ARB mendaki gunung Semeru.
Ir Aburizal bakrie adalah salah satu Master Beringin,sebutlah deretan nama yang berkelas negarawan Drs Jusuf Kalla,Ir Akbar Tanjung,Sri Sultan Hamengkubuwono X.Profesi yang tidak perlu membuat seseorang menjadi OPPORTUNIST  yaitu menempa segala bakat, semangat dan tekad untuk menjadi AHLI/SPECIALIST. Dimanapun kaki berpijak dibumi ini, seorang specialist tidak akan sengsara dan yang terpenting, tidak perlu menggadaikan harga dirinya.
Sejak awal rencana Rapimnas III Partai Golkar didera berbagai wacana namun apa yang diputuskan adalah FINAL, Ir Aburizal Bakrie menjadi Calon Presiden dari Partai Golkar untuk 2014.Sementara bergulir pula segala pinangan pada sosok Jusuf Kalla juga sebagai Calon Presiden 2014,bukan sedikit dari barisan pasukan kuning beringin yang masih menjagokan Jusuf Kalla.Sementara Partai PPP,dan Partai Nasional Demokrat juga menyebut Jusuf Kalla,para punggawa pasukan kuning beringin bersuara tak sedap,dengan “sanksi”,”pecat”,mengundurkan diri”.Mereka lupa Partai Partai yang menyebut Jusuf Kalla belum pada proses pencalonan resmi sesuai AD ART Partai untuk Pencapresan.
Memang tak elok jika kita cermati bahasa bahasa para punggawa pasukan beringin yang berkoar koar bak petasan untuk memecat kader yang tak mendukung hasil Rapimnas III.Tentu yang dituju adalah kader potensi untuk dicalonkan sebagai presiden diluar Partai Golkar.Bagi Jusuf Kalla tentu sebagai seorang Negarawan tak menjadi soal dipecat sekalipun,para punggawa lupa JK dimiliki siapa saja.Saat ini memang keberadaannya di Partai Golkar  adalah sebuah kesadaran tertinggi yang dimiliki seorang Kader yang militant yang Specialist.Ada contoh kader yang sama dengan JK,sebut saja Sri Sultan Hamengkubuwono X keluar dari kepengurusan Ormas Nasional Demokrat,ketika deklarasi Partai Nasional Demokrat.Bagi AHLI/SPECIALIST,dimanapun kaki berpijak dibumi (partai manapun),seorang specialist tidak akan sengsara dan yang terpenting,tak perlu menggadaikan dirinya.Jadi para punggawa barisan beringin jangan sembarang mengatakan memecat seseorang sekelas JK,“negarawan”.
Partai Golkar masih memiliki negarawan negarawan,tentu para punggawa yang masih rentan menjadi OPPOTUNIST,harus hati hati berujar hanya untuk ABS semata buat Ir Aburizal Bakrie.
Ir Akbar Tanjung,Jusuf Kalla & Sri Sultan Hamengkubuwono X,tentu akan dapat menyelamatkan Kapal Golkar,jika hendak dikaramkan para punggawa.Politik itu adalah suatu cara untuk merealisasikan idea lewat orang lain, termasuk modalnya  Contohnya: bagaimana menyuruh para insinyur bekerja,tanpa sadar bahwa dirinya sedang disuruh menggoalkan idee seorang politikus (Ahli/Specialist),termasuk ditujukan pada Ir Aburizal Bakrie dalam penugasan sebagai Ketum Partai Golkar.Tujuan tersebut tak berhenti saja pada menyetujui Ir Aburizal bakrie sebagai Capres Golkar 2014.
Akankah para punggawa membantu ARB menjadi *SHG gagal mendaki Gunung Semeru? bahwa profesi seorang ahli ilmu politik itu adalah SPECIALIST , sedangkan profesi seorang politikus itu adalah GENERALIST,Itu suatu kutub profesi yang sangat bertolak belakang . Seorang specialist itu,tahu tentang satu hal secara mendalam hingga ke detilnya ini dimiliki Ir Akbar Tanjung,Jusuf Kalla,Sri Sultan Hamengkubuwono X.Sedangkan seorang generalist itu: tahu banyak hal walaupun tidak sampai ke intinya dan hal ini anggap saja dimiliki para punggawa yang berkoar koar “pemecatan”.

Para punggawa
adalah calon  masih magang Specialist yang bisa berubah menjadi opportunist.Harus diingat dalam kepengurusan Partai Golkar Munas Riau bagaikan “Pelangi”,penuh titipan.Masih ada deretan kader yang dulunya dititip Jusuf Kalla,Surya Paloh,sudah nampak memang  beberapa yang mulai melirik Partai Nasdem,bahkan ada yang langsung berhenti & atau pindah. Tapi ketika seseorang telah mencapai tataran Specialist maka dirinya telah mencapai kebutuhan AKTUALISASI DIRI , dimana pujian,surat penghargaan ataupun PEMECATAN,insentif bukan lagi menjadi tujuannya. Kenapa,karena kesemuanya telah mengalir ke dirinya secara otomatis,itulah Jusuf Kalla,Ir Akbar Tanjung,Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Pilih Ir Aburizal Bakrie atau Jusuf Kalla hanya waktu yang akan mengurai,menyeleksinya untuk kebaikan Partai Beringin.Para punggawa belajarlah menjadi AHLI/SPECIALIST,agar tak menuntun ARB menjadi SHG,kandas ditengah Gunung Semeru.