Banyak pengamat politik yang
berkomentar miring pada pencapresan Ir Aburizal Bakrie,termasuk mendiskriditkan
nama Ical,bahkan bernafsu mengkaitkan Bakrie dengan masalah Lumpur Sidoarjo.
Pencapresan Ir Aburizal
Bakrie penuh hiruk pikuk yang tak substansi yakni Partai Golkar sedang mencari
PEMIMPIN Indonesia.Pemimpin negri ini harus ditempah dengan masalah masalah
berat dan dia harus lolos.Saya melihat hal hal ini ada pada masalah Lumpur
Sidoarjo.
Awalnya saya dalam beberapa kesempatan ketemu dengan bang Ical,dan mendengar Komitmen beliau tentang Lumpur Sidoarjo,seperti pada Rapimnas II Partai Golkar 28 Oktober 2011.
Awalnya saya dalam beberapa kesempatan ketemu dengan bang Ical,dan mendengar Komitmen beliau tentang Lumpur Sidoarjo,seperti pada Rapimnas II Partai Golkar 28 Oktober 2011.
Jauh sebelumnya pada
kesempatan datang ke Kalimantan Timur dalam rangkaian acara Temu Kader Partai
Golkar Kalimantan Timur di Hotel Aston Samarinda 2010.Dalam pidatonya Aburizal
Bakrie mengatakan kasus Lumpur Sidoarjo sesuai Hukum telah dimenangkan,jika ia “Nakal”,maka
menyatakan Pailit perusahan memungkinkan.
Saya dan adik adik saya
mendapat pesan dari Ibunda (Sekarang Alamarhum) Bakrie,untuk membayar
tanah,lahan korban lumpur Sidoarjo.Kalian bisa menang secara Hukum jika dikarenakan kau
berkuasa,namun jangan untuk rakyat (masyarakat Sidoarjo) dikecewakan & disakiti
hati mereka.Untuk menjalankan amanah ibunda maka kami berkomitmen untuk
membayar seluruhnya,sampai saat ini telah terbayar senilai 7.6 Trilyun (pada
saat itu Medio 2010),termasuk menjual saham beberapa perusahan keluarga.
Fakta
De Jure Ir Aburizal Bakrie telah ditetapkan sebagai calon Presiden
Republik Indonesia 2014.Tanggal 30 Juni 2012 Ir Aburizal Bakrie telah menerima
amanah penugasan Partai Golkar untuk maju sebagai Capres 2014.
De
Facto Ir Aburizal Bakrie masih harus menempuh jalan panjang
menuju tampuk kekuasaan sebagai Pemimpin Republik Indonesia.Ujian Pertama
sampai akhir 2012 kita akan menilai bagaimana sepak terjangnya membereskan
masalah pembayaran korban Lumpur Sidoarjo,sebagaimana pernah terungkap dalam
Rapimnas II Oktober 2011.Catatan ini tentu menjadi sebuah penilaian baik dari
kader Partai Golkar maupun Masyarakat umum.Sisa pembayaran termasuk bagaimana
memulihkan lingkungan sekitar Sidoarjo,Aburizal Bakrie harus membuktikannya
untuk Indonesia bahwa ia mampu membawa Rakyat Indonesia menuju
kesejahteraan.Warga korban lumpur Sidoarjo adalah pemilik syah republik ini tak
ada alasan untuk TIDAK bisa menuntaskannya.Hal ini pula yang harus dipahami
para pengamat yang sering berkomentar tentang “Ambisi seorang ARB”,banyak pula
yang menilai belum terakomodirnya suara DPDII dalam Rapimnas III Partai Golkar
dan terkesan adanya percepatan jadwal Rapimnas.Soal waktu seharusnya dapat
dicermati sebagai hal yang menguntungkan banyak pihak bagi Aburizal Bakrie dan
warga korban lumpur Sidoarjo.Dapat dibayangkan jika Rapimnas II diadakan pada
bulan Oktober 2012,maka sangat beresiko bagi kader Partai Golkar untuk
bersikap,demikian juga para pemimpin Partai Golkar Daerah (DPD I dan II) akan serba
salah menilai layak tidaknya ARB jika Masalah Lumpur Sidoarjo belum tuntas.Saya
pribadi menilai dengan penetapan Ir Aburizal bakrie sebagai Calon Presiden RI
2014 merupakan HADIAH bagi warga korban lumpur Sidoarjo,karena paling tidak
HARAPAN untuk tuntasnya pembayaran telah terjawab.
Saya berpendapat bahwa
Pencalonan Ir Aburizal bakrie sebagai calon presiden 2014 dari Partai Golkar
akan memacu lancarnya pembayaran warga korban lumpur Sidoarjo.Jika hal tersebut
tak mampu dilakukan oleh ARB maka sebuah goncangan akan terjadi di internal
partai Golkar sendiri.Sebut saja gerbong JK akan melakukan sebuah pergerakan yang tentu
akan sangat sulit dipantau sebab alternative pilihan akan mengarah pada Partai
dimana yang mendukung JK sebagai calon Presiden 2014.Gerbong Agung Laksono,atau Akbar Tanjung akan
melakukan hal yang sama pula,dan akan terjadi hal hal yang terburuk dari
melakukan sebuah KONVENSI yang telah dilakukan Partai Golkar sebagai solusi
penentuan capres selama ini.
Bukan KONVENSI tapi SOLIDITAS
Bukan KONVENSI tapi SOLIDITAS
Alasan tak diadakan Konvensi
adalah berkaca dari berbagai kekalahan Partai Golkar selama reformasi,padahal
sebenarnya hal tersebut bukan sebuah alasan kuat,Saya mencatat perlu Soliditas
dalam beberapa kali pilpres setelah dilakukan Konvensi.Alasan dapat tersirat
pada pencerminan keterpilihan anggota legislative dan apa yang dihasilkan saat
Pilpres 2009.
JK dan Wiranto,seharusnya berada
pada urutan suara sesudah SBY-Budiono terlepas dari berbagai kejanggalan
Pilpres 2009 lalu.Inilah yang menjadi kejanggalan mengapa Partai Golkar
berkoalisi dengan Pemerintah dan bertekad mengamankan sampai 2014 ditengah
goncangan dan badai sorotan pada pemerintahan SBY-Budiono.Partai Golkar
terkesan tak bernafsu menggoyang pemerintahan,tak lain dan tak bukan adalah
kalimat “bersayap”namun memiliki nilai strategi.Seandainya SBY-Budiono turun
belum saatnya maka yang akan memimpin Indonesia adalah Megawati–Prabowo dan ini
akan mempersulit Partai Golkar dalam memenangkan Pemilu 2014 sesuai amanah
Munas Riau.
Kado bagi Warga Korban Lumpur Sidoarjo
Kepada warga korban lumpur Sidoarjo marilah kita bersyukur dengan terpilihnya Ir Aburizal Bakrie maka Harapan dan Kepastian tuntasnya pembayaran merupakan sandera tersendiri,sekaligus ujian Sang Calon Pemimpin.”Ancaman” Pemecatan Kader partai Golkar yang tak mendukung hasil Rapimnas III Partai Golkar bagi kader Partai Golkar yang telah matang berpolitik bukanlah sebuah hal yang serius,Hanura ,Gerindra dan Partai Nasdem adalah sebuah Fakta (semua adalah kader Partai Golkar).
“Suara Rakyat Sidoarjo adalah Suara Golkar, Suara Golkar adalah Suara Rakyat”